Kamis, 07 Juni 2012

ANALISIS PEMANFAATAN PASIR PANTAI ASAL WANCI KAB. WAKATOBI SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS UNTUK BETON

ABSTRACT Use of beach sand as fine aggregate substitute material of the concrete has not been done in Indonesia, for it needs further research to sand Beach can be utilizedas fully as possible as substitute materials for concrete fine aggregate. Problems in this study is how the material properties and characteristics of aggregate sand beach as fine aggregate substitute material for concrete. This type of research is experimental research. The variables in this study sample comparison based on differences in treatment sand beach. Treatment difference is that the sample is washed and than dried heated sun (Point I), are taken directly (Point II), and aheated sun dried immediately (Point III). Data collection methods used are the methods of measurement or test the experimental design. Methods of analysis usedis by way of data processing test results, then poured in the form of tables. From the research, the characteristics of origin Wanci Sand Beach District. Wakatobi has arather coarse again. From the research result can be concluded that after analysis of aggregate was sand beaches Wanci Kab.Origin. Wakatobi can be used as a substitute for fine aggregate concrete. But for the physical properties of gravity of beach sand is not included in the requirements of normal aggregate whose valueranges from 2,5 to 2,7. Compressive strength of sand beach reached only 196,22 kg/cm2 for the sample is washed and then dried directly heated sun. Keyword: Sand Beach, Concrete, characteristic ABSTRAK Penggunaan Pasir Pantai sebagai bahan subtitusi agregat halus untuk beton belum banyak dilakukan di Indonesia, untuk itu perlu penelitian lebih lanjut agar Pasir Pantai dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai bahan subtitusi agregat halus untuk beton. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah sifat-sifat material dan karakteristik agregat Pasir Pantai sebagai bahan subtitusi agregat halus untuk beton. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Variabel dalam penelitian ini perbandingan sampel Pasir Pantai berdasarkan perbedaan perlakuan. Perbedaan perlakuan tersebut yaitu sampel yang dicuci kemudian dikeringkan dipanas matahari (Titik I), yang diambil langsung (Titik II), dan yang dikeringkan langsung dipanas matahari (Titik III). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengukuran atau tes pada rancangan eksperimen. Metode analisis yang digunakan adalah dengan cara pengolahan data hasil pengujian, selanjutnya dituangkan dalam bentuk tabel. Dari hasil penelitian, karakteristik Pasir Pantai asal Wanci Kab. Wakatobi memiliki butiran agak kasar. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan analisa agregat ternyata pasir pantai asal Wanci Kab. Wakatobi dapat digunakan sebagai bahan subtitusi agregat halus untuk beton. Namun untuk sifat-sifat fisik berat jenis pasir pantai tidak masuk dalam persyaratan agregat normal yang nilainya berkisar 2,5-2,7. Kuat tekan pasir pantai hanya mencapai 196,22 kg/cm2 untuk sampel yang dicuci kemudian dikeringkan langsung dipanas matahari. Kata Kunci : Pasir Pantai, Beton, karakteristik PENDAHULUAN Dalam perkembangan dunia yang semakin maju dan serba canggih, teknologi beton mempunyai potensi yang luas dalam bidang konstruksi. Beton adalah suatu bahan bangunan yang dominan digunakan untuk konstruksi-konstruksi seperti gedung, jembatan, jalan, dermaga, dan lain-lain. Beton dibentuk dengan mencampurkan agregat kasar, agregat halus yang lazim disebut bahan pengisi, semen dan air sebagai bahan perekat. Seiring dengan perkembangannya pembangunan Negara kita, sehingga mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan bahan bangunan. Kebutuhan akan material pasir sungai dan kali saat ini makin meningkat dan persediaan makin terbatas, sehingga memungkinkan pasir pantai akan digunakan untuk bahan bangunan sebagai bahan subtitusi agregat halus, termasuk untuk konstruksi – konstruksi berat karena keterbatasan pasir dari sungai dan kali. Material yang akan digunakan adalah agregat kasar dan halus yang berasal dari agregat alam (batu pecah dan pasir ). Akan tetapi pasir yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pasir pantai yang berfungsi sebagai bahan subtitusi agregat halus. Karena biasanya pasir yang digunakan adalah pasir sungai dan kali. Karakteristik kualitas agregat halus yang digunakan sebagai komponen stuktural beton memegang peranan penting dalam menentukan karakeristik kualitas struktur beton yang dihasilkan, sebab agregat halus mengisi sebagian besar volume beton. Pasir pantai sebagai salah satu jenis material agregat halus memiliki ketersediaan dalam kuantitas yang besar, namun secara kualitas masih perlu diteliti lebih lanjut terhadap struktur beton. Oleh karenanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan pasir pantai dan karakteristik yang dimilikinya sebagai subtitusi agregat halus dalam pembuatan beton terhadap karakteristik kualitas beton yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena tidak semua daerah memiliki sungai dan kali. Sehingga dalam penelitian ini mencoba menggunakan pasir pantai sebagai bahan subtitusi agregat halus untuk beton. Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan pemeriksaan terhadap penggunaan pasir pantai dengan memilih judul ‘’ ANALISIS PEMANFAATAN PASIR PANTAI ASAL WANCI KAB. WAKATOBI SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS UNTUK BETON ‘’. METODOLOGI Metode Penelitian Penelitian ini merupakan pemeriksaan beberapa material pembentuk beton yang dilakukan di Laboratorium yang diawasi langsung oleh teknisi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan yang mungkin saja terjadi pada saat penelitian, sehingga ketelitian data hasil penelitian lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 selama 20 hari di laboratorium Teknik Sipil Universitas Haluoleo. Variabel Penelitian Variabel-variabel pengambilan sampel pasir pantai ini terbagi atas 3 perlakuan yang berbeda yang dilakukan pada jarak yang berbeda pula. Yaitu sampel pasir pantai yang dicuci (Titik I), sampel pasir pantai yang diambil langsung (Titik II), dan sampel yang dikeringkan langsung (Titik III). Sampel pasir pantai pada jarak 20 meter dari bibir pantai Sampel pasir pantai pada jarak 30 meter dari bibir pantai Sampel pasir pantai pada jarak 50 meter dari bibir pantai Teknik Pengumpulan Data Data-data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini terbagi atas : Data-data primer Data-data sekunder Analisis Data Menghitung tegangan hancur σ bi=(Tekan hancur )/(Faktor usia X luas) ( kg/cm) Menghitung tegangan hancur rata-rata σ bi=(Σ tegangan hancur ( σ bi ))/(jumlah benda uji ( N )) Menghitung standar deviasi S = √(Σ ( σ bi – σ bi ))/(N-1) Menghitung kekuatan tekan beton σ bk= σ bm-1,64 S Hasil Dan Pembahasan Hasil Penelitian Pengambilan sampel pasir pantai pada jarak 20 meter dari bibir pantai Tabel 4.1. Hasil pemeriksaan sifat – sifat fisik Pasir Pantai Sampel titik I No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan 1. Pemeriksaan Gradasi / Modulus Kehalusan 2,86 2. Berat Jenis Berat jenis Bulk Berat jenis SSD Berat jenis Semu Penyerapan 2,18 2,22 2,27 1,72 gr/cc gr/cc gr/cc % 3. Berat Isi Lepas 0,56 gr/cm3 4. Berat Isi Padat 1,01 gr/cm3 5. Kadar Lumpur 2,49 % 6. Kadar Air 5,24 % Tabel 4.3. Hasil pemeriksaan sifat – sifat fisik Pasir Pantai Sampel titik II No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan 1. Pemeriksaan Gradasi / Modulus Kehalusan 2,84 2. Berat Jenis Berat jenis Bulk Berat jenis SSD Berat jenis Semu Penyerapan 2,21 2,22 2,23 0,38 gr/cc gr/cc gr/cc % 3. Berat Isi Lepas 0,54 gr/cm3 4. Berat Isi Padat 0,92 gr/cm3 5. Kadar Lumpur 4,83 % 6. Kadar Air 3,32 % Tabel 4.5. Hasil pemeriksaan sifat – sifat fisik Pasir Pantai Sampel titik III No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan 1. Pemeriksaan Gradasi / Modulus Kehalusan 2,88 2. Berat Jenis Berat jenis Bulk Berat jenis SSD Berat jenis Semu Penyerapan 2,21 2,19 2,22 0,52 gr/cc gr/cc gr/cc % 3. Berat Isi Lepas 0,62 gr/cm3 4. Berat Isi Padat 0,81 gr/cm3 5. Kadar Lumpur 3,84 % 6. Kadar Air 4,47 % Pengambilan sampel pasir pantai pada jarak 30 meter dari bibir pantai Tabel 4.7. Hasil pemeriksaan sifat – sifat fisik Pasir Pantai Sampel titik I No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan 1. Pemeriksaan Gradasi / Modulus Kehalusan 2,79 2. Berat Jenis Berat jenis Bulk Berat jenis SSD Berat jenis Semu Penyerapan 2,36 2,38 2,42 1,10 gr/cc gr/cc gr/cc % 3. Berat Isi Lepas 0,38 gr/cm3 4. Berat Isi Padat 0,84 gr/cm3 5. Kadar Lumpur 1,83 % 6. Kadar Air 5,35 % Tabel 4.9. Hasil pemeriksaan sifat – sifat fisik Pasir Pantai Sampel titik II No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan 1. Pemeriksaan Gradasi / Modulus Kehalusan 2,85 2. Berat Jenis Berat jenis Bulk Berat jenis SSD Berat jenis Semu Penyerapan 2,34 2,26 2,29 1,78 gr/cc gr/cc gr/cc % 3. Berat Isi Lepas 0,89 gr/cm3 4. Berat Isi Padat 0,89 gr/cm3 5. Kadar Lumpur 2,50 % 6. Kadar Air 5,26 % Tabel 5.1. Hasil pemeriksaan sifat – sifat fisik Pasir Pantai Sampel titik III No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan 1. Pemeriksaan Gradasi / Modulus Kehalusan 2,72 2. Berat Jenis Berat jenis Bulk Berat jenis SSD Berat jenis Semu Penyerapan 2,15 2,20 2,26 2,24 gr/cc gr/cc gr/cc % 3. Berat Isi Lepas 0,58 gr/cm3 4. Berat Isi Padat 0,77 gr/cm3 5. Kadar Lumpur 2,0 % 6. Kadar Air 5,30 % Pengambilan sampel pasir pantai pada jarak 50 meter dari bibir pantai Tabel 5.3. Hasil pemeriksaan sifat – sifat fisik Pasir Pantai Sampel titik I No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan 1. Pemeriksaan Gradasi / Modulus Kehalusan 2,84 2. Berat Jenis Berat jenis Bulk Berat jenis SSD Berat jenis Semu Penyerapan 2,22 2,26 2,32 1,73 gr/cc gr/cc gr/cc % 3. Berat Isi Lepas 0,59 gr/cm3 4. Berat Isi Padat 0,95 gr/cm3 5. Kadar Lumpur 2,18 % 6. Kadar Air 2,97 % Tabel 5.5. Hasil pemeriksaan sifat – sifat fisik Pasir Pantai Sampel titik II No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan 1. Pemeriksaan Gradasi / Modulus Kehalusan 2,71 2. Berat Jenis Berat jenis Bulk Berat jenis SSD Berat jenis Semu Penyerapan 1,99 2,02 2,05 1,32 gr/cc gr/cc gr/cc % 3. Berat Isi Lepas 0,44 gr/cm3 4. Berat Isi Padat 0,84 gr/cm3 5. Kadar Lumpur 2,50 % 6. Kadar Air 2,64 % Tabel 5.7. Hasil pemeriksaan sifat – sifat fisik Pasir Pantai Sampel titik III No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan 1. Pemeriksaan Gradasi / Modulus Kehalusan 2,92 2. Berat Jenis Berat jenis Bulk Berat jenis SSD Berat jenis Semu Penyerapan 1,99 2,04 2,11 2,71 gr/cc gr/cc gr/cc % 3. Berat Isi Lepas 0,70 gr/cm3 4. Berat Isi Padat 0,94 gr/cm3 5. Kadar Lumpur 2,36 % 6. Kadar Air 2,84 % Perancangan Komposisi Campuran Jarak 20 Meter Dari Bibir Pantai Perancangan komposisi campuran pasir pantai sampel 1 jarak 20 Meter dari bibir pantai Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perancangan komposisi campuran ( semen, pasir pantai, batu pecah, dan air ) untuk perancangan mutu beton akan menggunakan proporsi agregat kasar 66,90 % dan agregat halus 33,10 %. Perancangan komposisi campuran pasir pantai sampel II jarak 20 Meter dari bibir pantai Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perancangan komposisi campuran ( semen, pasir pantai, batu pecah, dan air ) untuk perancangan mutu beton akan menggunakan proporsi agregat kasar 66,80 % dan agregat halus 33,20 %. Perancangan komposisi campuran pasir pantai sampel III jarak 20 Meter dari bibir pantai Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perancangan komposisi campuran ( semen, pasir pantai, batu pecah, dan air ) untuk perancangan mutu beton akan menggunakan proporsi agregat kasar 67,12 % dan agregat halus 32,88 %. Perancangan Komposisi Campuran Jarak 30 Meter Dari Bibir Pantai Perancangan komposisi campuran pasir pantai sampel 1 jarak 30 Meter dari bibir pantai Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perancangan komposisi campuran ( semen, pasir pantai, batu pecah, dan air ) untuk perancangan mutu beton akan menggunakan proporsi agregat kasar 67,71 % dan agregat halus 32,29 %. Perancangan komposisi campuran pasir pantai sampel II jarak 30 Meter dari bibir pantai Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perancangan komposisi campuran ( semen, pasir pantai, batu pecah, dan air ) untuk perancangan mutu beton akan menggunakan proporsi agregat kasar 68,81 % dan agregat halus 31,19 %. Perancangan komposisi campuran pasir pantai sampel III jarak 30 Meter dari bibir pantai Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perancangan komposisi campuran ( semen, pasir pantai, batu pecah, dan air ) untuk perancangan mutu beton akan menggunakan proporsi agregat kasar 68,00 % dan agregat halus 32,00 %. Perancangan Komposisi Campuran Jarak 50 Meter Dari Bibir Pantai Perancangan komposisi campuran pasir pantai sampel 1 jarak 50 Meter dari bibir pantai Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perancangan komposisi campuran ( semen, pasir pantai, batu pecah, dan air ) untuk perancangan mutu beton akan menggunakan proporsi agregat kasar 67,71 % dan agregat halus 32,29 %. Perancangan komposisi campuran pasir pantai sampel II jarak 30 Meter dari bibir pantai Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perancangan komposisi campuran ( semen, pasir pantai, batu pecah, dan air ) untuk perancangan mutu beton akan menggunakan proporsi agregat kasar 68,33 % dan agregat halus 31,67 %. Perancangan komposisi campuran pasir pantai sampel III jarak 30 Meter dari bibir pantai Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perancangan komposisi campuran ( semen, pasir pantai, batu pecah, dan air ) untuk perancangan mutu beton akan menggunakan proporsi agregat kasar 66,35 % dan agregat halus 33,65 %. Mix Design Beton Mutu K. 200 Pemakaian bahan Mix design dengan menggunakan sampel pasir pantai jarak 20 Meter dari bibir pantai Pemakaian bahan Mix design dengan menggunakan sampel 1 pasir pantai jarak 20 Meter dari bibir pantai Semen = 360,65 kg Air = 192,68 Ltr Pasir pantai = 580,07 kg Batu pecah = 1121,6 kg Pemakaian bahan Mix design dengan menggunakan sampel II pasir pantai jarak 20 Meter dari bibir pantai Semen = 360,65 kg Air = 196,48 Ltr Pasir pantai = 577,91 kg Batu pecah = 1119,97 kg Pemakaian bahan Mix design dengan menggunakan sampel III pasir pantai jarak 20 Meter dari bibir pantai Semen = 360,65 kg Air = 190,48 Ltr Pasir pantai = 578,47 kg Batu pecah = 1125,23 kg Pemakaian bahan Mix design dengan menggunakan sampel pasir pantai jarak 30 Meter dari bibir pantai Pemakaian bahan Mix design dengan menggunakan sampel 1 pasir pantai jarak 30 Meter dari bibir pantai Semen = 360,65 kg Air = 187,91 Ltr Pasir pantai = 615,61 kg Batu pecah = 1225,84 kg Pemakaian bahan Mix design dengan menggunakan sampel II pasir pantai jarak 30 Meter dari bibir pantai Semen = 360,65 kg Air = 194,15 Ltr Pasir pantai = 552,89 kg Batu pecah = 1167,31 kg Pemakaian bahan Mix design dengan menggunakan sampel III pasir pantai jarak 30 Meter dari bibir pantai Semen = 360,65 kg Air = 195,92 Ltr Pasir pantai = 560,09 kg Batu pecah = 1143,35 kg Pemakaian bahan Mix design dengan menggunakan sampel pasir pantai jarak 50 Meter dari bibir pantai Pemakaian bahan Mix design dengan menggunakan sampel 1 pasir pantai jarak 50 Meter dari bibir pantai Semen = 360,65 kg Air = 206,56 Ltr Pasir pantai = 557,52 kg Batu pecah = 1145,28 kg Pemakaian bahan Mix design dengan menggunakan sampel II pasir pantai jarak 50 Meter dari bibir pantai Semen = 360,65 kg Air = 206,35 Ltr Pasir pantai = 529,63 kg Batu pecah = 1118,37 kg Pemakaian bahan Mix design dengan menggunakan sampel III pasir pantai jarak 50 Meter dari bibir pantai Semen = 360,65 kg Air = 212,21 Ltr Pasir pantai = 559,53 kg Batu pecah = 1092,37 kg Kuat Tekan Kuat tekan untuk sampel pasir pantai jarak 20 Meter dari bibir pantai Kuat tekan untuk sampel 1 pasir pantai jarak 20 Meter dari bibir pantai mencapai kuat tekan 169,69 kg/cm2 . Kuat tekan untuk sampel II pasir pantai jarak 20 Meter dari bibir pantai mencapai kuat tekan 113,54 kg/cm2 . Kuat tekan untuk sampel III pasir pantai jarak 20 Meter dari bibir pantai mencapai kuat tekan 134,51 kg/cm2. Kuat tekan untuk sampel pasir pantai jarak 30 Meter dari bibir pantai Kuat tekan untuk sampel 1 pasir pantai jarak 30 Meter dari bibir pantai mencapai kuat tekan 180,79 kg/cm2 . Kuat tekan untuk sampel II pasir pantai jarak 20 Meter dari bibir pantai mencapai kuat tekan 145,62 kg/cm2 . Kuat tekan untuk sampel III pasir pantai jarak 20 Meter dari bibir pantai mencapai kuat tekan 160,22 kg/cm2. Kuat tekan untuk sampel pasir pantai jarak 50 Meter dari bibir pantai Kuat tekan untuk sampel 1 pasir pantai jarak 50 Meter dari bibir pantai mencapai kuat tekan 196,22 kg/cm2 . Kuat tekan untuk sampel II pasir pantai jarak 20 Meter dari bibir pantai mencapai kuat tekan 180,79 kg/cm2 . Kuat tekan untuk sampel III pasir pantai jarak 20 Meter dari bibir pantai mencapai kuat tekan 191,07 kg/cm2. KESIMPULAN Dapat disimpulkan bahwa: Kuat tekan rata-rata yang dicapai sampel pasir pantai yang dicuci dengan air tawar kemudian dikeringkan langsung di panas matahari pada jarak 50 meter dari bibir pantai mencapai 196,22 kg/cm2 atau 19,622 Mpa. Hal ini membuktikan bahwa pasir pantai sebagai subtitusi agregat halus untuk beton dapat dimanfaatkan. Dilihat dari sifat fisik agregat pasir pantai, untuk berat jenisnya tidak memenuhi dalam persyaratan agregat normal yang berkisar 2,5-2,7. Tetapi untuk pengujian fisik lainnya masuk persyaratan. Adapun pengujian itu adalah sebagai berikut: Pemeriksaan analisa saringan Pemeriksaan kadar lumpur Pemeriksaan kadar air Pemeriksaan berat isi Dilihat dari sifat agregat kasar (batu pecah), memenuhi semua kriteria uji fisik laboratorium dalam perancangan beton. Adapun pengujian itu adalah sebagai berikut: Pemeriksaan analisa saringan Pemeriksaan kadar lumpur Pemeriksaan kadar air Pemeriksaan berat isi Pemeriksaan berat jenis Pemeriksaan nilai abrasi dengan mesin Los Angeles. DAFTAR PUSTAKA ACI Manual of Concrete Practice part I-1996, American Concrete Institute, Detroit. 1996. Aji, P, dan Purwono R,2010,” Pengendalian Mutu Beton “ITSPress, Surabaya. Mulyono, T, 2004, 2005, “ Teknologi Beton “ Penerbit Andi, Yogyakarta. Segel, R, P. Kole dan Gideon H, Pedoman Pengerjaan Beton Berdasarkan SK.SNI.T-15-1991-03,CUR Seri Beton 2,Erlangga, Jakarta, 1993. Tjokrodimuljo, K, 2007,” Teknologi Beton “, Teknik Sipil UGM Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar