Jumat, 01 Juni 2012

MEDIA JURNALISTIK

TUGAS
MEDIA JURNALISTIK



OLEH:


WA ODE MISKA   (A2D1 09007)

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI
2012


1.    Jurnalistik
    Definisi Jurnalistik menurut para ahli:
1.    Secara harfiah (etimoloigs, asal-usul kata), jurnalistik (journalistic) artinya kewartwanan atau hal-ikhwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day). Dalam bahasa Belanda “journalistiek” artinya penyiaran catatan harian.
2.    Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Jadi hurnalistik bukanlah pers maupun media massa. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, jurnalistik adalah kegiatan untuk menyiapkan, mengedit dan menulis surat kabar, majalah atau berkala lainnya.
3.     F. Fraser Bond dalam bukunya An Introduction to Journalism menyatakan: “jurnalistik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pembuatan berita, ulasan mengenai berita sampai pada kelompok pemerhati berita.”
M. Djen Amar menyatakan bahwa jurnalistik adalah usaha dalam memproduksi kata-kata dan gambar yang dihubungkan dengan proses transfer ide atau gagasan dalam bentuk suara. Inilah cikal bakal makna dari jurnalistik sederhana. Jurnalistik merupakan kegiatan mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya.
4.    Menurut M. Ridwan, jurnalistik adalah suatu kepandaian praktis dalam mengumpulkan dan mengedit berita untuk pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan-terbiatn berkala lainnya. Selain bersifat keterampilan praktis, jurnlaistik juga merupakan seni.
5.    Onong U Efendi mengartikan jurnalistik sebagai teknik mengolah berita sejak dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak. Pada mulanya jurnalistik hanya mengolah hal-hal yang informative saja.
6.    Roland E. Wolseley mengartikan jurnalistik sebagai penumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapt dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran.
7.    Menurut Astrid S. Susanto, jurnalistik adalah kegiatan pencatatan dan atau pelaporan serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari.
8.    Erick Hodgins (redaktur majalah Time) mengatakan bahwa jurnalistik adalah pengiriman informasi dari sini ke sana dengan benar, seksama dan cepat, dalam rangka membela kebenaran dan keadilan.
9.    Haris Sumardiria, pengertian secara teknis, jurnalistik adalah kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan data, mengolah, menyajikan, dan menyebarkan berita melalui  media berkala kepda khalayak seluas-luasnya dan secepat-cepatnya.
10.    A. W Wijaya dalam buku Kustadi Suhandang  menyebutkan bahwa jurnalistik adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengancara menyiarkan berita  ataupun ulasannya mengenai berbagai peristiwa atau kejadian sehari-hari yang actual dan factual dalam waktu yang secepat-cepatnya.
11.    Menurut Kustadi Suhandang  sendiri, jurnalistik adalah seni atau keterampilan mencari, mengumpulakn, mengolah dan menyusun serta menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayak umum.

    Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang:
a.    Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis).
b.    Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.
c.    Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa.

    Mengenal Ilmu Jurnalistik
Ilmu jurnalistik adalah bagian dari ilmu publisistik (to publish = publikasi). Publisistik sendiri merupakan bagian dari ilmu komunikasi. Makna jurnalistik adalah hal ihwal yang berhubungan dengan persurat-kabaran (media massa cetak = pers). Secara lebih sederhana, jurnalistik sering diartikan sebagai ilmu tentang tulis-menulis di media massa. Padanan ilmu jurnalistik adalah pengetahuan kewartawanan. Hingga jurnalis juga dipadankan dengan wartawan, yang merupakan profesi untuk memperoleh informasi guna disebarluaskan ke masyarakat melalui media massa cetak. Sekarang profesi jurnalis / wartawan tidak hanya terkait dengan media massa cetak, melainkan juga radio, televisi, kantor berita dan multi media (web site).
   
    Tempat belajar ilmu jurnalistik
Secara formal, ilmu jurnalistik bisa dipelajari di perguruan tinggi negeri maupun swasta, melalui program diploma, strata 1, 2 (magister) dan 3 (Phd. / Dr.) Umumnya jurnalistik hanya menjadi Satuan Mata Kuliah (SKS) dari jurusan publisistik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Namun ada beberapa perguruan tinggi, yang menjadikan jurnalistik sebagai salah satu jurusan di Fakultas Publisistik, bersamaan dengan Advertising dan Public Relation (PR = kehumasan).
Biasanya calon wartawan dengan pendidikan strata 1 berbagai jurusan, setelah diterima bekerja di perusahaan media massa, akan dididik (diberi bekal ilmu jurnalistik) melalui program in house training. Selain itu, cukup banyak kursus dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga swasta, yang terbuka untuk umum. Seseorang yang berminat belajar ilmu jurnalistik bisa mengikuti training-training di lembaga swasta tersebut.

    Karya jurnalistik mulai ditulis
Karya jurnalistik mulai dibuat sejak jaman Mesir Kuno, yakni ketika kultur manusia mengenal peradaban menulis. Bentuk tulisan yang pertama berkembang adalah reportase (to report = melaporkan). Peninggalan karya jurnalistik tertua (1.500 SM), berupa manuskrip berhuruf hieroglyph di atas daun papyrus (paper = kertas) dan relief dinding batu di salah satu kuil di Mesir. Isi manuskrip adalah perjalanan seorang Raja Mesir (Fira’un) untuk menaklukkan kota Megido (sekarang Lebanon). Pada jaman Julius Caesar (Romawi, 100 – 44 SM), laporan pandangan mata dari medan perang ditulis dan dipasang secara periodik di papan pengumuman di kota. Menuliskan hasil perjalanan, juga dilakukan oleh para jurnalis Cina kuno yang berlayar bersama para pedagang dan penyebar agama Budha.


    Perkembangan ilmu jurnalistik
    Ilmu jurnalistik berkembang sejak abad XV, bersamaan dengan diketemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg dari Jerman. Sejak itu berkembanglah penerbitan buku. Selain buku juga terbit media berkala secara periodik dan dicetak massal untuk dijual ke masyarakat luas. Bersamaan dengan berkembangnya media massa cetak, berkembang pulalah ilmu jurnalistik.

2.    Media Massa
    Konsep Media Massa
Robert R Dominick berpendapat media massa adalah media yang digunakan dalam proses komunikasi massa. Pengertian media massa tidak hanya terbatas pada alat mekanik yang digunakan untuk menyebarkan dan menyimpan pesan. Diskusi soal media massa terkait dengan institusi yang menggunakan peralatan mekanik tersebut untuk menyebarkan pesan tersebut.
Media massa erat kaitannya dengan komunikasi massa. Berdasarkan karakteristiknya media massa berada dalam naungan suatu bentuk lembaga terstruktur dengan pembagian tugas yang jelas. Menurut Wright komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Selain itu, komunikasi massa mengutamakan isi ketimbang hubungan. Dalam konteks komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal dengan komunikannya. Yang penting, bagaimana seorang komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya, agar komunikan memahami isi pesan yang disampaikan
Media massa memiliki ciri dan sifat sebagai berikut. Pertama, publisitas, yaitu pesan yang disampaikan media massa disebarkan kepada khalayak. Kedua, universalitas, yaitu jenis pesan yang disampaikan sifatnya umum. Ketiga, periodesitas, yang berarti media massa diterbitkan secara berkala. Keempat, continuitas, yaitu berita yang disajikan berkesinambungan, berpola, dan terus dikupas sampai berita itu tidak menarik lagi. Kelima, akutabilitas, yaitu pesan di media massa dapat dipertanggung jawabkan.
Media massa juga memiliki gatekeeper yang berfungsi untuk mengawasi jalannya aktivitas arus informasi kepada masyarakat. Meskipun negara kita berbasis demokrasi, tetapi tetap ada kekangan tertentu yang membatasi media massa dalam menyuarakan aspirasi serta kreatifitasnya.


    Macam-macam media massa
Saat ini kita mengenal media massa cetak, media massa radio, media massa film (bioskop), media massa televisi, kantor berita, media massa luar ruang (poster, spanduk, billboard, balon) dan multi media (internet/web site).
        Macam-macam media massa (Rivers, dkk., 2004:20,  Dominick, 1987:27)
a)    Koran. Koran merupakan mendia cetak harian. Di awal abad 19 koran mulai berubah dari bacaan kaum terpandang menjadi bacaan massa. Penjualan koran secara langsung di pinggir-pinggir jalan kian penting seiring dengan berkembangnya kota-kota.
b)    Majalah. Majalah juga merupakan media cetak seperti koran. Tetapi majalah merupakan media cetak mingguan atau bulanan.
c)    Media Siaran. Media siaran terdiri dari radio dan televisi. Media siaran sifatnya menyentuh khalayak secara lebih luas.
d)    Film.
e)    Buku-Buku
Yang paling terkait dengan pekerjaan jurnalistik adalah media massa cetak, radio, tivi dan kantor berita. Sementara film, media luar ruang dan multi media kurang terkait dengan kerja jurnalistik secara langsung.
Media massa yang paling berpengaruh saat ini adalah televisi. Sebab daya jangkau televisi sangat luas, serentak dan cepat. Nomor dua media massa cetak. Media massa radio pernah berperan sangat besar pada waktu perang dunia I maupun II. Sebab pada saat itu media televisi belum berkembang seperti sekarang. Media kantor berita biasanya hanya berbentuk buletin atau kalau sekarang berupa web site. Fokus kantor berita internasional saat ini adalah fotografi.
Salah satu bentuk media massa itu tidak akan mati karena desakan jenis media yang lebih kuat. Masing-masing memiliki kekuatan yang tidak tergantikan. Contohnya media radio yang pernah sangat berpengaruh pada era perang dunia II, kemudian surut karena terdesak media televisi pada tahun 1980an. Namun media radio kembali menemukan perannya ketika lalulintas di kota besar menghadapi masalah kemacetan.


    Kategoti media massa
Yang dikatagorikan sebagai media massa cetak adalah koran, tabloid, majalah, bulletin, jurnal dan news letter. Media massa cetak diterbitkan secara periodik, dengan nama penerbitan sama, diberi nomor serta tanggal terbit dan memuat isi yang bersifat faktual.
Periodisasi terbitnya media massa cetak pada umumnya adalah: harian, mingguan, dua mingguan, bulanan, dua bulanan, tiga bulanan, empat bulanan, tengah tahunan dan tahunan. Media massa yang terbit harian, umumnya koran. Sementara yang terbitnya dua bulanan sampai setahun sekali umumnya jurnal. Periodisasi yang paling banyak digunakan, selain harian adalah mingguan dan bulanan. Biasanya tabloid dan majalah menggunakan pola terbit mingguan dan bulanan.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular.
Media massa yang lebih modern ini memiliki ciri-ciri seperti:
•    Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya)
•    Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual
•    Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu
•    Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam
•    Penerima yang menentukan waktu interaksi

    Fungsi  media masa
Menurut DeWitt C. Reddick, (1976) fungsi utama media massa adalah untuk mengkomunikasikan kesemua manusia lainnya mengenai perilaku, perasaan, dan pemikiran mereka; Dan dalam mewujudkan hal itu, pers tidak akan lepas dengan responsibilitas dari kebenaran informasi (Responsibility), kebebasan insan pers dalam penyajian berita (Freedom of the pers), kebebasan pers dari tekanan-tekanan pihak lainnya (Idependence), kelayakan berita terkait dengan kebenaran dan keakuratannya (Sincerity, Truthfulness, Accuracy), aturan main yang disepakati bersama (Fair Play), dan penuh pertimbangan (Decency). Jadi intinya kebebasan pers sekarang ini dapat dilaksanakan dengan baik, jika kebebasan pers itu diimbangi dengan tanggung jawab.
Fungsi utama media adalah :
1.    to inform (menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, negara dan dunia),
2.    to comment (mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya ke dalam focus berita) dan,
3.    to provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media surat kabar).
Fungsi-fungsi media massa pada budaya
1.    Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.
2.    Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah.
3.    Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan.
4.    Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).


3.    Jurnalisme On Line
Kehadiran media online memunculkan ”generasi baru” jurnalistik, yakni jurnalisme online (online journalism) –disebut juga cyber journalism. Per definisi, jurnalisme online merupakan proses penyampaian informasi dengan menggunakan media internet (website). Kamus bebas Wikipedia mendefinisikan jurnalisme online sebagai ”pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet” (reporting of facts produced and distributed via the Internet).
Jurnalisme online adalah ”jurnalisme judul” karena perilaku pembaca yang umumnya ”headline reader” atau ”lead reader” –perilaku yang juga berlaku bagi pembaca koran. Tubuh berita biasanya diformat dalam bentuk singkat dan padat. Kelengkapan informasi tetap terjaga karena ada ”berita/tulisan terkait” (linkage).
Jurnalisme online adalah salah satu bagian dari internet. Jurnalisme online memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
•    Sifatnya yang real time. Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung.
•    Dari sisi penerbit, mekanisme publikasi real time itu lebih leluasa tanpa dikerangkengi oleh periodisasi maupun jadwal penerbitan atau siaran: kapan saja dan dimana saja selama dia terhubung ke jaringan Internet maka penerbit mampu mempublikasikan berita, peristiwa, kisah-kisah saat itu juga.
•    Menyertakan unsur-unsur multimedia yang membuat jurnalisme ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang jurnalisme di media tradisional.
•    Bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain.
•    Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal formalnya sebagai lembaga pers. Bahkan dalam konteks tertentu organisasi tersebut dapat dihilangkan
•    Tidak membutuhkan penyuting/redaktur seperti yang dimiliki surat kabar konvensional sehingga tidak ada orang yang mampu membantu masyarakat dalam menentukan informasi mana yang masuk akal atau tidak.
•    Tidak ada biaya berlangganan kecuali langganan dalam mengakses internet sehingga komunikan atau audience memiliki kebebasan dalam memilih informasi yang diinginkan

Keunggulan Jurnalisme Online
    Keunggulan jurnalisme online secara detail dikemukakan James C. Foust dalam bukunya, Online Journalism: Principles and Practices of News for The Web (2005):
1.    Audience Control  --audiens lebih leluasa dalam memilih berita.
2.    Nonlienarity --tiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri atau tidak berurutan.
3.    Storage and retrieval --berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah.
4.    Unlimited Space –memungkinkan jumlah berita jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
5.    Immediacy --cepat dan langsung.
6.    Multimedia Capability –bisa menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita.
7.    Interactivity --memungkinkan adanya peningkatan partisipasi pembaca.

Jenis Tulisan
    Jenis tulisan media online sama dengan jenis tulisan karya jurnalistik pada umumnya, yakni news, views, dan feature (paduan news & news).
1.    News, Berita –laporan peristiwa, rekonstruksi kejadian, disusun dengan paduan unsur 5W+1H (What,Who, When, Where, Why, dan How) dan sistematika: Head/Judul, Lead/Alinea Pertama, Body/Isi Berita. [Rumus Standard Penulisan Berita: Who does What Where When Why How).
2.    Views, Opini –tulisan berisikan opini, pendapat, atau analisis tentang suatu peristiwa atau masalah. Struktur penulisan: judul, penulis, opening, body, closing.
3.    Feature –tulisan berisi paduan antara fakta dan opini. Struktur tulisan: judul, lead, body, closing. Masuk dalam kategori feature a.l. tips, biografi, pengalaman, ”curhat”, dan catatan perjalanan.

Karakter Pembaca
1.    Menilai situs dalam seperduapuluh detik!
2.    Melihat, pindai, baru membaca
3.    Sekitar 80% memindai (melihat dari kiri atas ke kanan), lalu gambar, grafis, desain.
4.    Umumnya ingin membaca tulisan di internet secara cepat –pembaca judul dan lead.
5.    Pertama kali melihat teks (78%), bukan foto atau grafik.
6.    Secara umum, user pertama kali tertarik pada judul, ringkasan tulisan, atau caption.
7.    Tidak membaca kata per kata, tetapi lebih banyak memindai (scan) (79%, hanya 16% yang membaca kata per kata) tampilan situs, terutama kata-kata yang di-highlight, jenis huruf berbeda, penyajian dengan butir-butir (numerik/bullet/numbering).
8.    Lebih menyukai judul yang tepat pada sasaran (straightforward) dibandingkan judul yang lucu atau cantik.
9.    Membaca ringkasan atau tulisan pendek --karena membaca di layar monitor komputer 25% lebih lambat dibandingkan membaca media cetak.
10.    Tidak berlama-lama di satu situs. User tidak sabaran, memiliki wewenang penuh untuk pindah atau tetap di satu situs.
11.    Kunjungan selama 10 menit sudah termasuk lama.
12.    Daya tahan mata di depan layar monitor terbatas.

Gaya Penulisan
1.    Menyesuaikan dengan karakter pembaca, gaya bahasa jurnalisme online hendaknya: ringkas, padat, to the point.
2.    Judul sederhana dan padat.
3.    Tulisan mudah dipindai memindai (scannable), misalnya dengan subjudul (maksimum tiap lima paragraf), highlight kata-kata penting dengan warna berbeda, cetak tebal, jenis huruf, ukuran huruf, hypertext/hyperlink.
4.    Tulisan pendek lebih disukai. Jumlah kata paling banyak 50% dari media cetak.
5.    Alinea pendek. Satu alinea idealnya hanya terdiri dari 65 karakter atau maksimal lima baris (lines).
6.    Gunakan alinea/paragraf pendek dan jarak antar-alinea.
7.    Uraian panjang dipecah-pecah menjadi beberapa judul, sambungkan melalui multiple hyperlink.
8.    Pembaca tidak suka tulisan panjang dan harus men-scroll jauh ke bawah.
9.    Gunakan tabel atau poin/angka urut ke bawah (bullets or numbering). Pembaca lebih mudah dan lebih nyaman membaca uraian berurut ke bawah daripada membaca alinea panjang.
10.    Terapkan prinsip Piramida Terbalik -- yang penting di atas, uraian selanjutnya.
11.    Gunakan bahasa sederhana dan ”informal” untuk tulisan opini (artikel) dan feature.
12.    Pendekatan ”Piramida Terbalik” lebih intens digunakan dalam penulisan berita online, yaitu benar-benar mengedepankan yang paling penting dan mendesak diketahui pembaca.
13.    Bahasa Jurnalistik (language of mass media) juga kian penting berperan mengingat karakter bahasa jurnalistik yang lugas, ringkas, sederhana, dan mudah dipahami.

Media Online
1.    Media online (online media) adalah media massa yang tersaji secara online di situs web (website) internet.
2.    Media online adalah media massa ”generasi ketiga” setelah media cetak (printed media) –koran, tabloid, majalah, buku-- dan media elektronik (electronic media) –radio, televisi, dan film/video.
3.    Media Online merupakan produk jurnalistik online. Jurnalistik online –disebut juga cyber journalisme– didefinisikan sebagai “pelaporan fakta atau peristiwa yang diproduksi dan didistribusikan melalui internet” (wikipedia).
4.    Secara teknis atau ”fisik”, media online adalah media berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Termasuk kategori media online adalah portal, website (situs web, termasuk blog), radio online, TV online, dan email.
5.    Isi media online terdiri: Teks, Visual/Gambar, Audio, dan Audio-Visual (Video)

Karakteristik Media Online
1.    Kapasitas luas --halaman web bisa menampung naskah sangat panjang
2.    Pemuatan dan editing naskah bisa kapan saja dan di mana saja.
3.    Jadwal terbit bisa kapan saja bisa, setiap saat.
4.    Cepat, begitu di-upload langsung bisa diakses semua orang.
5.    Menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet.
6.    Aktual, berisi info aktual karena kemudahan dan kecepatan penyajian.
7.    Update, pembaruan informasi terus dan dapat dilakukan kapan saja.
8.    Interaktif, dua arah, dan ”egaliter” dengan adanya fasilitas kolom komentar, chat room, polling, dsb.
9.    Terdokumentasi, informasi tersimpan di ”bank data” (arsip) dan dapat ditemukan melalui ”link”, ”artikel terkait”, dan fasilitas ”cari” (search).
10.    Terhubung dengan sumber lain (hyperlink) yang berkaitan dengan informasi tersaji.



















REFERENSI
Assegaff,
1982, Jurnalistik Masa Kini: Pengantar Ke Praktek Kewartawanan, Jakarta, Ghalia Indonesia.
Muis, A.   
1999, Jurnalistik Hukum Komunikasi Massa, Jakarta: PT. Dharu Annutama.
Kasman, Suf.
2004, Jurnalisme Universal: Menelusuri Prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-Qalam dalam Al-Qur’an, Jakarta, Penerbit Teraju
Romli, Asep Syamsul M.
2005, Jurnalistik Terapan: Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan, Bandung, Batic Press
Suhandang, Kustadi.
2004, Penngantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung, Penerbit Nuansa.
Sumadiria, AS Haris.
2005, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional, Bandung, Simbiosa Rekatama Media.
Palapah dan Syamsudin.
1994, Diktat “Dasar-dasar Jurnalistik”
Sumber: http://romeltea.com/2009/09/01/pengertian-jurnalistik-ragam-definisi-jurnalistik
http://1.bp.blogspot.com/.1RLuLJxCWc/SdWO19sm2s1/AbU/Q2Stnj2917U/s320/fredd
http://jurnalisme-makassar.blogspot.com/





Tidak ada komentar:

Posting Komentar